Smartizen – Suasana sore di Jalan Umum Taman Botanical, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, mendadak mencekam. Dua sepeda motor bertabrakan keras dari arah berlawanan pada Selasa (7/10/2025) sekitar pukul 17.00 WIB. Satu pengendara remaja tewas, sementara satu lainnya luka berat.
Kecelakaan tragis itu melibatkan sepeda motor Honda Beat tanpa nomor polisi yang dikendarai Satria Putra Dewa (14), warga Desa Tegal Rejo, Lawang Kidul, dan Honda CB 100 tanpa nomor polisi yang dikendarai Dedi Reiyade (19), warga Desa Suka Makmur, Bengkulu Utara.
Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, Honda Beat yang dikendarai Satria melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Taman Adipura menuju kawasan Taman Botanical. Saat melewati tikungan, motor tersebut diduga melebar ke jalur kanan dan langsung bertabrakan dengan Honda CB 100 yang datang dari arah berlawanan.
Benturan keras tak terelakkan. Warga sekitar yang mendengar suara benturan langsung berhamburan ke lokasi untuk memberi pertolongan. Kedua korban segera dilarikan ke RS Bukit Asam Medika (BAM) Tanjung Enim. Namun nahas, nyawa Satria tak tertolong setelah mengalami luka berat di kepala dan pendarahan hebat di hidung serta telinga.
Sementara pengendara CB 100, Dedi, mengalami luka robek di lutut dan patah tulang kaki kiri, namun kini dalam perawatan intensif.
Kapolres Muara Enim AKBP Jhoni Eka Putra melalui Kasat Lantas AKP Trifonia Situmorang menyampaikan bahwa hasil penyelidikan awal mengarah pada kelalaian pengendara Honda Beat yang melaju terlalu cepat dan melebar ke kanan.
“Korban masih di bawah umur, belum memiliki SIM, dan belum cukup matang secara emosi maupun kemampuan mengemudi. Ini menjadi faktor penyebab utama,” ujar AKP Trifonia, Rabu (8/10).
Polisi juga menegaskan bahwa lokasi kejadian sering dijadikan arena balap liar oleh remaja, terutama pada sore hari. Pihaknya berjanji akan meningkatkan patroli dan sosialisasi keselamatan berkendara di kawasan tersebut.
Peristiwa ini menjadi pengingat keras bagi masyarakat, terutama orang tua, untuk tidak membiarkan anak-anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor di jalan umum. Selain melanggar hukum, hal itu juga mengancam keselamatan jiwa mereka dan pengguna jalan lainnya.
Ahli keselamatan transportasi dari Universitas Sriwijaya, Dr. R. Andi Prakoso, menilai bahwa kasus ini mencerminkan lemahnya pengawasan keluarga dan kurangnya edukasi keselamatan lalu lintas di kalangan remaja.
“Kesadaran keselamatan tidak hanya urusan polisi, tapi budaya keluarga. Anak-anak perlu dibiasakan memahami risiko sebelum diizinkan mengemudi,” jelasnya.
Warga Tegal Rejo turut berduka atas kepergian Satria. “Anaknya baik, sering bantu orang tua di rumah. Kami kaget sekali mendengar kabar dia meninggal di jalan,” ungkap Suyatno, salah satu tetangga korban.
Banyak warga berharap agar pemerintah daerah bersama kepolisian lebih aktif melakukan razia rutin dan edukasi keselamatan di sekolah-sekolah sekitar Tanjung Enim.(aep)




