Habib Rizieq: Mereka Marah Organisasinya Dihina, Nabi Dihina Pura-pura Arif

JAKARTA Pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab (HRS) menyindir para pihak yang bersikap pura-pura bijak saat Nabi Muhammad SAW dihina. Padahal, kata Rizieq, mereka sangat marah saat organisasi atau tokohnya dihina.

“Oleh karenanya saya serukan juga kepada seluruh umat Islam yang ada di Tanah Air tercinta Indonesia, abaikan saja kicauan kaum zindik yang pura-pura arif dan pura-pura bijak menyerukan kepada umat Islam agar tidak marah walaupun nabinya dihina. Ini ajakan yang sesat dan menyesatkan,” ujar Rizieq dalam akun YouTube Front TV, Selasa (03/11/2020) dikutip melalui detik.com.


“Padahal mereka-mereka yang menjual kicauan-kicauan murahan tersebut pada saat dirinya dihina, organisasinya dihina, tokohnya dihina kelompoknya dihina bahkan mereka yang paling depan paling marah keluar dari mulutnya sumpah serapah. Bahkan lapor sana lapor sini dan seterusnya tapi manakala nabinya yang dihina mereka pura-pura arif dan pura-pura bijak,” sambung dia.

Rizieq juga menepis narasi yang mengajak umat tak perlu bereaksi sebab karikatur di Prancis itu bukan karikatur Nabi Muhammad SAW. Narasi itu didasarkan, kata Rizieq, bahwa tidak ada satu pun yang tahu wajah Nabi Muhammad SAW.

“Begitu juga abaikan saja kicauan kaum zindik yang mengatakan bahwa karikatur itu bukan karikatur Nabi Muhammad, karena wajah Nabi Muhammad tidak ada satu pun yang tahu dan tidak ada satu pun yang bisa atau boleh menggambarkannya jadi karikatur tersebut tidak perlu kita bereaksi karena itu bukan karikatur Nabi Muhammad,” ujar Rizieq.

Rizieq lantas memberikan contoh soal gambar binatang. Menurut Rizieq, unsur penghinaan dapat terpenuhi apabila gambar tersebut dikaitkan dengan seseorang.

“Sampaikan kepada semua masyarakat Indonesia, mana kala ada satu gambar binatang, mana kala ada satu gambar yang menghinakan kemudian di situ ditulis bahwa itu yang dimaksud si anu, atau yang dimaksud si A atau yang dimaksud si B maka itu berarti penghinaan bagi yang bersangkutan walaupun itu gambar binatang, walaupun itu bukan yang bersangkutan tapi manakala gambar binatang tersebut dinisbahkan kepada seseorang berarti itu menjadi penghinaan bagi orang tersebut,” kata Rizieq.

“Begitu juga karikatur, karikatur apapun yang digambar dalam karikatur tersebut yang kita yakini tentu bukan wajah Nabi, tapi pada saat ditulis bahwa ini adalah Nabi Muhammad pada saat ditulis bahwa ini adalah orang yang bernama Muhammad pada saat dinisbahkan karikatur tersebut, kepada Nabi kita maka itu menjadi penghinaan yang tidak boleh kita biarkan,” sambung Rizieq. (Dtc)

Perum GEMA


Komentar