Smartizen – Corporate SHE Division PT Bukit Asam Tbk berkolaborasi dengan PT Bukit Asam Kreatif (BAK) menggelar diskusi keselamatan, Top Talk Safety (TTS) Volume 2, bertajuk “Harmony at Home, Safety at Work: The Role of Families in Fatigue Management” di Gedung Serba Guna (GSG) Tanah Putih, Tanjung Enim, Rabu (17/12/2025).
Sebanyak 210 peserta hadir secara fisik, di mana sebagian besar karyawan turut mengajak pasangan (istri) masing-masing. Selain itu, sekitar 120 peserta lainnya berpartisipasi secara daring melalui Zoom Meeting.
Kehadiran para istri dalam forum ini menjadi simbol penting bahwa keselamatan kerja di sektor pertambangan tidak hanya menjadi tanggung jawab perusahaan, tetapi juga keluarga di rumah.
General Manager Tanjung Enim Site, Satria Wirawan, mengapresiasi inisiatif Corporate SHE Division dan PT BAK. Menurutnya, program keselamatan kerja di PTBA saat ini menjadi percontohan (benchmark) bagi subholding pertambangan lainnya dari grup MIND ID.
“Program seperti TTS ini tidak hanya menyasar internal, tetapi juga lingkungan sekitar dan keluarga. Ini adalah langkah nyata dalam meningkatkan kepedulian K3,” ujar Satria.
Namun, Satria juga mengingatkan kembali tentang aturan-aturan vital di area tambang yang dibuat berdasarkan evaluasi insiden sebelumnya. Ia menegaskan larangan membawa ponsel saat bekerja bagi operator untuk mencegah hilangnya fokus, kewajiban istirahat cukup bagi pekerja sif, serta larangan keras terhadap judi daring (online).
“Regulasi dibuat bukan untuk memberatkan, tetapi untuk menyelamatkan. Kami minta tolong kepada ibu-ibu, jika bapaknya lupa bawa helm, diingatkan. Jangan biarkan bapaknya melakukan perbuatan yang tidak etis seperti judi online, karena dampaknya merusak fokus dan ekonomi keluarga. Jangan bawa masalah rumah ke tempat kerja, karena di tambang, hilang fokus sedikit saja bisa berakibat fatal,” tegas Satria.
Senada, Penanggung Jawab Operasional (PJO) PT Bukit Asam Kreatif, Purnomo juga menekankan bahwa keselamatan kerja tidak semata lahir dari sistem perusahaan yang ketat, melainkan juga bermula dari ketenangan pikiran yang dibangun dari rumah.
“Setiap langkah kaki yang kita ayunkan hari ini bukan sekadar rutinitas, tetapi amanah yang kelak dipertanggungjawabkan. Keluarga yang harmonis menciptakan pikiran yang tenang, dan ketenangan itu adalah kunci bekerja dengan aman,” ujar Purnomo.
Oleh karena itu, dirinya mengajak para istri untuk menjadi mitra keselamatan bagi suami. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan suasana rumah yang kondusif untuk beristirahat, membangun komunikasi yang terbuka, serta memberikan penghargaan emosional kepada pasangan.
Puncak acara diisi oleh sesi materi yang dibawakan oleh Strategic Human Capital Division Head PTBA Fenny Widyastuti. Dalam sesi ini, Fenny mengajak peserta melakukan refleksi diri yang mendalam mengenai hubungan keluarga.
Suasana haru pun menyelimuti ruangan ketika Fenny memutar tayangan video dan memandu sesi introspeksi. Tak sedikit peserta, khususnya para istri, yang meneteskan air mata saat menyadari betapa besarnya risiko pekerjaan pasangan mereka di lapangan.
Inesdola, istri dari Doni Susanto (karyawan PT Madhani Talatah Nusantara), mengaku sesi ini membuka matanya tentang beratnya beban kerja seorang operator tambang.
“Mulai sekarang, saya harus menjadi support system terbaik. Saya harus lebih memahami kondisi suami dan membuang ego, karena ketenangan suami bekerja sangat bergantung pada situasi di rumah,” ungkapnya.
Kegiatan ditutup dengan pembagian hadiah dan ice breaking bertajuk “Tepuk Sakinah”. Dipandu panitia, seluruh pasangan diajak bergerak serempak dalam irama tepuk tangan yang ceria, menyimbolkan kekompakan dalam rumah tangga.
Gelak tawa dari aktivitas ini, ditambah dengan pembagian berbagai hadiah utama, sukses mengubah suasana yang sempat haru menjadi energi optimisme baru. Harapannya, semangat ini terus dibawa pulang untuk mewujudkan nol kecelakaan (zero accident) yang bermula dari kehangatan keluarga.(rls)
